Minggu, 25 Mei 2014

 11:28:00 PM      ,    No comments



            Mbah kyai Musta’an adalah seorang kyai sepuh yang terkenal akan keikhlasannya. Mengajar tanpa dibayar, ikhlas. Mengisi pengajian gak dibayar pun ikhlas. Bahkan, kemalingan pun mbah Musta’an tetep ikhlas. Suatu ketika, salah seorang santri – sebut saja kang Ni’am – ingin mencoba keikhlasan kyainya tersebut. Kang Ni’am yang sejak pagi sampai siang belum makan, segera mengajak seorang santri lain menuju kandang ayam peliharaan mbah kyai Musta’an.
            Setelah tengok kanan kiri dan dirasa aman, kang Ni’am segera mengambil seekor ayam milik kyainya tersebut. Dipilihnya ayam yang paling gemuk. Setelah itu, ayam tersebut disembelih dan dimasak. Setelah matang, kang Ni’am segera menyajikan ayam goreng tersebut di atas nampan, untuk makan bersama – sama santri lain. Tak lupa kang Ni’am juga mempersilahkan mbah kyai Musta’an untuk makan bersama. Mbah kyai Musta’an yang sudah terbiasa makan bersama para santri, makan dengan lahap tanpa merasa canggung.
            Setelah makan, mbah kyai Musta’an menyalakan sebatang rokok. Tiba – tiba beliau di dekati oleh kang Ni’am.
“ada apa kang?”, tanya mbah kyai yang merasa heran.
“anu mbah yai...”, kang Ni’am merasa gak berani bicara.
“anu apa kang?”, tanya mbah kyai dengan lembut.
“saya mohon ma’af mbah yai”, kata kang Ni’am.
“minta ma’af kenapa kang?”, tanya mbah kyai lagi sambil menghisap rokok dji sam soe kreteknya.
“ayam tadi punya mbah yai yang saya sembelih”, kata kang Ni’am pasrah. Dia pasrah jika mbah kyai Musta’an marah besar.
“oalaaa.... masakanmu enak kok le...”, kata mbah kyai enteng. “besok kamu ke rumahku ya le... kamu yang masak. Biar aku bisa makan enak terus”, lanjut mbah kyai diiringi tawanya yang khas.

0 komentar:

Popular Posts

Pengikut