Kamis, 29 Mei 2014

 2:42:00 AM      , , ,    No comments

Dalam kehidupan pesantren diajarkan untuk hidup sederhana dan saling tolong – menolong. Bahkan sampai urusan rokok pun, para santri tak segan – segan untuk joinan. Begitupun dengan kang Nasrun (nama samaran). Kang Nasrun yang uda lama gak minta kiriman uang dari rumah biasa minta join rokok pada santri lain.
Suatu malam, setelah kang Nasrun makan dengan lauk sambal ekstra hot, dia kebingungan. Pasalnya, para santri uda pada tidur. Akhirnya, dia memutuskan untuk mencari tegesan (puntung) rokok yang masih agak panjang. Namun sayang, usahanya sia – sia. Merasa putus asa, kang Nasrun pun berjalan gontai menuju aula utama pondok, dengan harapan bisa dapat joinan rokok. Ternyata prediksinya tepat. Di ruangan aula yang gelap, kang nasrun melihat ada bara rokok yang menyala. Dengan hati girang, kang Nasrun pun segera mendekat.

“Join rokoknya kang”. Kata kang Nasrun dengan logat jawa yang kental.
Tanpa ba – bi – bu, orang tersebut menyerahkan rokoknya. Dengan tanpa rasa berdosa, disambarnya rokok tersebut.
            Kang Nasrun yang penasaran mencoba mengamati orang di depannya. Sambil menghisap rokok, dia memperhatikan orang tersebut dengan bantuan bara rokok yang membara. Betapa terkejutnya dia. Ternyata, yang dijoini adalah Mbah Musta’an, kiai pondoknya. Kontan saja, kang Nasrun lari terbirit – birit sambil membawa rokok mbah Musta’an. Sang kyai yang kaget, mencoba memanggil, “wooooyyy, balikno rokokku”. (wooooyyy, balikin rokok gue).

0 komentar:

Popular Posts

Pengikut