Setelah mengetahui jenis – jenis
i’rob, perlu juga membahas tentang tanda – tanda i’rob. Masing – masing i’rob
mempunyai tanda – tanda yang berbeda – beda.
I’rob Rafa’
لِلرَّفْعِ أَرْبَعُ عَلَامَاتٍ اَلضَّمَّةُ وَالْوَاوُ وَالْأَلِفُ وَالنُّوْنُ
I’rob rafa’
itu mempunyai 4 tanda, yaitu :
1) Dlommah
2) Wawu
3) Alif
4) Nun
Setiap kalimah, ketika rafa’ pasti menggunakan salah satu
dari 4 tanda tersebut. Dan setiap tanda
mempunyai tempat – tempat tersendiri yang akan dibahas di bawah ini.
1.
Dlommah
فَأَمَّاالضَّمَّةُ فَتَكُوْنُ عَلَامَةً لِلرَّفْعِ فِيْ أَرْبَعَةِ
مَوَاضِعَ فِي الْإِسْمِ الْمُفْرَدِ وَجَمْعِ التَّكْسِيْرِوَجَمْعِ الْمُؤَنَّثِ
السَّالِمِ وَالْفِعْلِ الْمُضَارِعِ الَّذِيْ لَمْ يَتَّصِلْ بِآَخِرِهِ شَيْئٌ
Kalimah – kalimah yang
ketika rafa’ ditandai dengan dlommah itu ada 4 :
1. Isim mufrod
(yang mempunyai makna satu)
وَهُوَ مَا لَيْسَ مُثَنًّى وَلَامَجْمُوْعًا وَلَامُلْحَقًا بِهِمَا
وَلَامِنَ الْأَسْمَاءِ الْخَمْسَةِ
Yaitu isim yang selain
tasniyyah, selain jama’, dan bukan mulhaq (diserupakan) dengan tasniyyah atau
jama’, juga bukan golongan asma’ khomsah.
Contoh : جَاءَ رَجُلٌ (satu oarang lelaki datang)
2. Jama’ taksir
(yang mempunyai arti banyak)
وَهُوَ مَا تَغَيَّرَ عَنْ بِنَاءِ مُفْرَدِهِ بِزِيَادَةٍ اَوْنَقْصٍ
اَوْتَبْدِيْلٍ
Yaitu isim yang mempunyai
arti banyak dan berubah dari bentuk bentuk mufrodnya (tunggal), dengan ditambah
huruf, atau dikurangi, atau diganti hurufnya.
Contoh : قَامَ رِجَالٌ (beberapa lelaki berdiri)
Keterangan :
Lafadz رِجَالٌ adalah jama’ taksir. Mufrodnya adalah رَجُلٌ yang berarti satu orang lelaki.
3. Jama’ Mu’annats
Salim (yang mempunyai arti perempuan banyak)
وَهُوَ مَا جُمِعَ بِأَلِفٍ وَتَاءٍ مَزِيْدَتَيْنِ
Yaitu isim yang mempunyai
arti wanita banyak, dan tandanya adalah dengan ditambah alif dan ta’.
Contoh : جَائَتِ الْمُسْلِمَاتُ (para wanita
muslimah datang)
Keterangan :
Lafadz الْمُسْلِمَاتُ adalah jama’ mu’annats salim.
Mufrodnya adalah اَلْمُسْلِمَةُ
yang berarti seorang wanita muslimah. Ta’ – nya اَلْمُسْلِمَةُ dibuang, lalu ditambahkan alif
dan ta’ alamat jama’.
4. Fi’il Mudlori’
yang huruf akhirnya tidak bertemu dengan alif tatsniyyah, wawu jama’, dan ya’
mu’annatsah mukhothobah.
Fi’il mudlori’ adalah
fi’il yang di awali huruf ya’, ta’, hamzah, atau nun yang zaidah
(tambahan).
Contoh : يَنْصُرُ , تَضْرِبُ , اَفْتَحُ , نُقَاتِلُ
2.
Wawu
وَاَمَّا الْوَاوُ فَتَكُوْنُ عَلَامَةً لِلرَّفْعِ فِي مَوْضِعَيْنِ
فِيْ جَمْعِ الْمُذَكَّرِ السَّالِمِ وَفِي الْأَسْمَآءِ الْخَمْسَةِ وَهِيَ
أَبُوْكَ وَأَخُوْكَ وَحَمُوْكَ وَفُوْكَ وَذُوْمَالٍ
Kalimah – kalimah yang ketika rafa’ dialamati dengan wawu ada 2 :
1) Jamak mudzakkar
salim
Jamak mudzakkar salim itu
ada 2 :
a) Haqiqi
وَهُوَ لَفْظٌ دَالٌّ عَلَى اَكْثَرَ مِنِ اثْنَيْنِ بِزِيَادَةٍ فِيْ
آَخِرِهِ صَالِحٍ لِلتَّجْرِيْدِ وَعَطْفِ مِثْلِهِ عَلَيْهِ
Yaitu lafadz yang
menunjukkan makna lebih dari dua dengan
mendapatkan tambahan pada akhirnya, dan patut untuk dipisah – pisah atau dibuat
‘athof – ‘athofan.
Contoh : جَاءَ الْمُسْلِمُوْنَ (orang –orang
muslim datang)
Sama dengan jika diucapkan
: جَاءَ الْمُسْلِمُ
الْمُسْلِمُ الْمُسْلِمُ (Seorang muslim, seorang muslim,
seorang muslim datang); atau jika dibuat athaf : جَاءَ الْمُسْلِمُ وَالْمُسْلِمُ وَالْمُسْلِمُ (telah datang
seorang muslim dan seorang muslim dan seorang muslim)
b) Majazi
وَهُوَ مَا جُمِعَ بِوَاوٍ وَنُوْنٍ فِيْ حَالَةِ الرَّفْعِ وَيَاءٍ
وَنُوْنٍ فِيْ حَالَتَيِ النَّصْبِ وَالْجَرِّ
Yaitu isim yang mempunyai
makna banyak, dengan ditambahkan wawu dan nun di akhirnya ketika rafa’, dan
ditambahkan ya’ dan nun pada akhirnya ketika nashob dan jer.
Contoh : قَامَ الْلأَهْلُوْنَ (para ahli
sudah berdiri)
Lafadz الْلأَهْلُوْن sebenarnya tidak bisa dibuat
jamak mudzakkar salim karena bukan nama. Maka lafdz الْلأَهْلُوْن ini termasuk mulhaq bi jam’il
mudzakkaris salim (disamakan dengan jamak mudzakkar salim).
2) Asma’ Khomsah
Yaitu lafadz أَبٌ, أَخٌ, حَمٌ, فُوْ, ذُوْ yang sudah
mudlof (di sandarkan) pada lafadz lain.
Contoh : قَامَ أَبُوْبَكْرٍ (Abu Bakar
sudah berdiri)
3.
Alif
وَاَمَّا الْأَلِفُ فَتَكُوْنُ عَلَامَةً لِلرَّفْعِ فِيْ تَثْنِيَّةِ
الْأَسْمَاءِ خَاصَّةً
Kalimah yang yang ketika
rafa’ dialamati dengan alif adalah :
1. Isim Tatsniyyah
Isim tatsniyyah dibagi
menjadi 2 :
1) Haqiqi
وَهُوَ لَفْظٌ دَالٌّ عَلَى اثْنَيْنِ بِزِيَادَةٍ فِيْ آخِرِهِ صَالِحٍ لِلتَّجْرِيْدِ وَعَطْفِ
مِثْلِهِ عَلَيْهِ
Yaitu isim yang
menunjukkan arti dua dengan mendapatkan tambahan alif nun dan ya’ nun pada
akhirnya, juga pantas di tajrid (dipisah – pisah) atau dibuat ‘athof –
‘athofan.
Contoh : جَاءَ رَجُلَانِ (dua orang lelaki telah datang).
2) Majazi
وَهُوَ مَا ثُنِّيَ بِأَلِفٍ وَنُوْنٍ فِيْ حَالَةِ الرَّفْعِ وَيَاءٍ
وَنُوْنٍ فِيْ حَالَتَيِ النَّصْبِ وَالْجَرِّ
Yaitu isim yang
menunjukkan arti dua dengan mendapatkan tambahan alif dan nun ketika rafa’, ya’
dan nun ketika nashob dan jer.
Contoh : اَلْقَمَرَانِ خُلِقَتَا لِلنَّاسِ (rembulan dan
mentari telah diciptakan untuk manusia)
Keterangan : lafadz اَلْقَمَرَانِ sebenarnya bukan isim
tatsniyyah, karena yang dimaksud bukan dua rembulan, melainkan bulan dan
matahari.
4.
Nun
وَاَمَّا النُّوْنُ فَتَكُوْنُ عَلَامَةً لِلرَّفْعِ فِي الْفِعْلِ الْمُضَارِعِ
اِذَااتَّصَلَ بِهِ ضَمِيْرُ تَثْنِيَّةٍ اَوْضَمِيْرُ جَمْعٍ اَوْضَمِيْرُ الْمُؤَنَّثَةِ
الْمُخَاطَبَةِ
Kalimah yang ketika rafa’ ditandai dengan nun adalah fi’il mudlori’ yang
bertemu dengan :
1)
Dlomir alif tatsniyyah
Contoh : يَضْرِبَانِ (dua orang lelaki akan / sedang
memukul)
2) Dlomir wawu
jamak
Contoh : يَضْرِبُوْنَ (beberapa lelaki akan / sedang
memukul)
3) Dlomir ya’
mu’annatsah muhothobah
Contoh : تَضْرِبِيْنَ (dia perempuan akan / sedang memukul)
0 komentar:
Posting Komentar